Abu Bakar As-Siddiq : Biografi, Prestasi, Wafat dan ahklaq teladan

 Abdullah bin Abu Quhafah 

Abdullah bin Abu Quhafah (bahasa Arabعبد الله بن أبي قحافة‎; 634/21 Jumadil Akhir 13 H) atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq, adalah salah satu pemeluk Islam awal, salah satu sahabat utama Nabi, dan khalifah pertama sepeninggal Nabi Muhammad mangkat. Melalui putrinya, 'Aisyah, Abu Bakar merupakan ayah mertua Nabi Muhammad. Ash-Shiddiq yang merupakan julukan Nabi Muhammad kepada Abu Bakar merupakan salah satu gelar yang paling melekat padanya. Bersama ketiga penerusnya, Abu Bakar dimasukkan ke dalam kelompok Khulafaur Rasyidin.

Abu-bakar sangat berperan besar dalam perkembangan agama islam, beliau telah mengislamkan banyak orang yang nantinya menjadi tokoh besar islam, Mengikuti berbagai perang membela islam, Selain itu beliau adalah Khalifah pertama sepeninggal wafatnya nabi Muhammad ﷺ sekaligus menjadi awal dari Kekhalifahan rasyidin

    

Nama lahir Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq"

Nama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya bernama Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.

 

Biografi

 

Berkuasa  : 8 Juni 632 – 23 Agustus 634  

Lahir         27 oktober 573 di Mekkah

Wafat        : 23 Agustus 634 di Madinah

 

Suku         : Quraisy   

Ayah         : Utsman abu Quhafah                           

Ibu            : Salma binti Sakhar Sakhar                                           

Pasangan : Qutailah (cerai), ummu Ruman,

                   Asma binti Umays, Habibah bin Kharijah 

Anak         :  Putra                                   Putri

                   'Abdullah                            Asma  

                   'Abdurrahman                    Aisyah

                   Muhammad                        Ummu Kultsum

 

Prestasi 

1. Menumpas kelompok-kelompok yang memerangi Islam

Di era Abu Bakar terjadi propaganda nabi palsu Musailamah Al-Kazab semakin menjadi-jadi. Musailamah yang berasal dari Yamamah mendapat dukungan dari Bani Hanifah hingga ia berhasil mengumpulkan ribuan pengikut.

Dari sinilah, Perang Yamamah yang melibatkan pasukan muslim dan pasukan Musailamah pecah. Perang itu akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin yang dipimpin oleh Khalid bin Walid meski mengakibatkan banyak penghafal Al-Qur'an / Qari wafat.

2. Dimulainya kodifikasi Al-Qur'an

Dampak dari perang yang berlangsung di era kepemimpinan Abu Bakar, banyak para penghafal Al-Qur'an yang gugur ketika membela agama Allah. Situasi ini pun diresahkan oleh kaum muslimin yang khawatir bahwa Al-Qur'an akan lenyap seiring dengan para penghafalnya yang juga semakin berkurang.

Atas inisiatif Umar bin Khatab, Abu Bakar diberi saran agar mulai membukukan Al-Qur'an. Awalnya memang Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak setuju dengan saran Umar dengan alasan bahwa Rasulullah saw tidak pernah membukukannya. Akan tetapi, atas penjelasan Umar, akhirnya pendirian Abu Bakar luluh.

Abu Bakar As-Shidiq kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin untuk mengumpulkan Al-Qur'an. Setelah selesai dikumpulkan, mushaf itu kemudian diserahkan kepada sang khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.

Selanjutnya, setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, mushaf tersebut disimpan oleh putri Umar bin Khattab yang juga merupakan salah satu istri Rasulullah bernama Hafsah binti Umar.

3. Memperluas wilayah kekuasaan Islam

Di era khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, penyebaran dakwah Islam semakin diperluas ke berbagai wilayah. Salah satunya adalah dakwah yang dipimpin oleh panglima Usamah bin Zaid bin Haritsah ke Suriah.

Sebenarnya, pasukan ini telah dipersiapkan sejak zaman Nabi Muhammad, tetapi karena beliau meninggal dunia, tertundalah untuk sementara waktu dakwah tersebut hingga dilanjutkan di era Abu Bakar.

Tidak berhenti di situ saja, umat Islam di bawah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq juga merambah ke kekaisaran Persia dan Byzantium. Melalui Perang Yarmuk yang cukup sulit, pasukan Islam akhirnya berhasil menaklukan Byzantium dan juga menjadi awal runtuhnya kekaisaran itu.

Wafat

Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di kota Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad.

Setelah itu pundak kekhalifahan digantikan oleh sahabatnya yakni Umar Bin Khattab, beliau dibaiat menjadi khalifah setelah Abu Bakar mengadakan pemilihan khalifah selanjutnya yang dihadiri oleh para Sahabat.

Ahklak yang perlu diteladani

  • Kasih sayang, suka menolong dan dermawan. Abu Bakar as Siddiq adalah seorang pedagang yang sangat kaya raya, cerita yang sangat menyentuh adalah ketika beliau membebaskan Bilal bin Rabah yang pada saat itu di perbudak oleh Ummayah, karena keimanan Bilal yang sangat kokoh dan tidak bisa melihat orang beriman tertindas sekaligus menghilangkan perbudakan di tanah arab.
  • Jujur. Beliau sangat jujur dalam berdagang. Beliau tidak pernah memasang harga seenak jidat, selain itu beliau mendapat gelar As-Siddiq yang berarti terpercaya.
  • Rendah hati. Beliau sangat rendah hati itu dibuktikan dengan perlakuannya yang walaupun memiliki harta dan terpandang beliau tidak pernah membeda-bedakan orang entah itu budak rakyat jelata ataupun orang lemah, beliau selalu mensedekahkan harta untuk kaum fakir miskin dan membebaskan budak.
  • Berjiwa tenang. Dalam setiap situasi beliau selalu tenang, itu dibuktikan saat Rasulullah ﷺ wafat, walupun sangat sedih dan terpukul beliau tetap menenangkan masa yang saat itu tidak percaya akan kematian Raslullah, beliau menenangkan Umar yang saat itu sedih sekaligus marah.
  • Suka bermusyawarah. Dalam setiap pengambilan keputusan beliau selalu mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah dan menentukan keputusan.
  • Setia. Itu dibuktikan saat Rasulullah ﷺ di lempari batu oleh para kaum quraisy atau saat perang uhud beliaulah yang paling depan melindungi Rasulullah ﷺ.
 

 

Kutipan.

id.wikipedia.org

























Reactions

Post a Comment

0 Comments