Teori Big Bang, Asal mula terciptanya Alam semesta - penjelasan, materi gelap dan energi gelap

Teori Bigbang


Teori Bigbang merupakan teori yang mengemukakan tentang awal terjadinya alam semesta terbentuk menurut kajian kosmologi. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tercipta awalnya oleh gumpalan padat yang sangat panas yang pada suatu waktu meledak dengan kecepatan sepersekian dari sepersekian detik, lalu menghamburkan materi ke ruang hampa dan menjadi alam semesta yang sampai sekarang masih tercipta.

Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap sebagai orang pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang dipaparkan oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.

Materi gelap

Diagram yang menunjukkan komposisi berbagai komponen alam semesta.

Semasa tahun 1970-an dan 1980-an, berbagai pengamatan menunjukkan bahwa adanya ketidakcukupan materi terpantau dalam alam semesta yang dapat digunakan untuk menjelaskan kekuatan gaya gravitasi antar dan intra galaksi. Hal ini kemudian memunculkan gagasan bahwa 90% materi alam semesta berupa materi gelap yang tidak memancarkan cahaya maupun berinteraksi dengan materi barion. 

Bukti keberadaan materi gelap kebanyakan berasal dari pengaruh gravitasi materi ini terhadap materi lain. Sampai saat ini, belum ada partikel materi gelap yang telah terpantau di laboratorium.

Energi gelap

jika materi gelap seperti tangan yang ingin merobek segalanya maka energi gelap ialah kebalikannya, energi gelap seperti lem yang ingin menyatukan alam semesta.

Pengukuran pada latar belakang mikro kosmik mengindikasikan bahwa alam semesta hampir secara spasial rata, sehingganya menurut relativitas umum, alam semesta haruslah memiliki energi/massa yang hampir sama dengan rapatan krisinya. Namun, rapatan alam semesta yang dihitung dari penggugusan gravitasional menunjukkan bahwa ia hanya sekitar 30% dari rapatan kritisnya. Oleh karena energi gelap tidak menggugus seperti energi lainnya, energi gelap dapat menjelaskan rapatan energi yang "hilang" itu.

Rapatan energi dalam materi menurun seiring dengan mengembangnya alam semesta, tetapi rapatan energi gelap tetap (hampir) konstan. Oleh karenanya, materi mendominasi keseluruhan energi total alam semesta pada masa lalunya. Persentase ini akan menurun pada masa depan seiring dengan semakin dominannya energi gelap.





Kutipan

Reactions

Post a Comment

2 Comments

Berkomentarlah dengan sopan santun