Indonesia telah mengalami
tragedi paling kelam di dalam sejarahnya. Yap, tragedi yang kita kenal dengan
tragedi Gerakan 30 Septemper PKI atau
“G30s PKI”.
Pemberontakan PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 telah menjadi
tragedi pahit yang tak bisa terlepas dari sejarah negara Indonesia.
Tragedi ini telah menewaskan
6 jenderal dan 1 ajudan perwira TNI. Saking berbekasnya tragedi ini, setiap
tanggal 30 September akan di tayangkan film tentang G30s PKI di salah satu
stasiun TV.
Latar belakang
PKI berdiri pada Mei 1914
oleh Henk Sneevliet. Sebelum terjadinya tragedi ini, PKI telah melakukan
pemberontakan di Madiun dengan tujuan mengganti negara Republik Indonesia
menjadi negara Komunis.
D.N Aidit yang saat itu
menjadi ketua dari PKI merupakan salah seorang dalang dibalik terjadinya
tragedi ini.
Ingin mengubah negara indonesia menjadi negara Komunis
Setelah berakhirnya perang dunia II, negara-negara
yang dijajah satu persatu mulai memerdekakan dirinya, entah itu karena
diberikan kemerdekaan, atau karena merebutnya.
Pada masa perang dingin, negara besar seperti US dan
Uni Soviet mulai memperluas pengaruh ideologi negara masing-masing. US dengan
ideologi Kapitalis dan Uni Soviet dengan Ideologi Komunismenya.
PKI yang saat itu menjadi salah satu partai politik di
Indonesia telah di untungkan setelah adanya ajaran NASAKOM dari presiden
soekarno. Selain itu PKI juga menjadi partai Komunis terbesar di dunia. Di
tambah isu bahwa dalang di balik pembubaran parlemen adalah perbuatan PKI.
Sedangkan presiden Soekarno malah menetapkan bahwa konstitusi harus berada di
bawah naungan dekrit presiden.
Dengan semua itu telah jelas bahwa tujuan utama PKI
adalah untuk mengubah negara Republik Indonesia menjadi negara Komunis.
Faktor pendukung terjadinya Gerakan ini diantaranya
adalah:
1. Konflik antara PKI dan TNI Angkatan Darat
Dalam buku ‘The Army and Politics
in Indonesia’ karya Harold Crouch dikatakan bahwa menjelang tahun 1965,
para staff angkatan darat terpecah menjadi 2 fraksi. Kedua fraksi merupakan
Anti-PKI. Namun, kedua fraksi memiliki pendapat yang berbeda terhadap apa yang
akan terjadi pada Soekarno.
2. Angkatan Darat yang menolak di bentuknya angkatan ke
lima
PKI ingin mensenjatai para buruh dan petani. Dengan begitu, kekuatan
Militernya akan semakin kuat. Ditambah, Pembentukan angkatan kelima ini juga digagas
oleh Menteri Luar negeri China pada saat itu ketika mengunjungi Jakarta pada
tahun 1965, mereka menjanjikan akan memberikan bantuan berupa persenjataan. Karena
alasan tersebutlah Angkatan Darat menolak di bentuknya Angkatan kelima.
3. Angkatan Darat menolak Nasakomisasi
Ketika parlemen dibubarkan pada Juli 1959, Soekarno mengeluarkan dekrit
presiden, beliau mengeluarkan sistem demokrasi terpimpin. Beliau juga menggagas
tentang penyatuan ideologi tentang Nasionalis, Agamis dan Komunis yang akhirnya
dikenal dengan istilah NASAKOM.
Faktor ini menjadi pengaruh yang sangat besar bagi pergerakan PKI,
karena dengan adanya NASAKOM itu artinya PKI memiliki kedudukan tersendiri di
dalam politik dan masyarakat.
Letjen. Ahmad yani selaku menteri paglima Angkatan Darat tidak mendukung
adanya NASAKOM. Beliau berpikir bahwa NASAKOM hanyalah upaya yang dilakukan
orang-orang Komunis di Indonesia dengan tujuan memuluskan tujuan Politiknya. Namun
sangat sulit untuk menentang gagasan tersebut, karena menolak gagasan NASAKOM
artinya menolak Pancasila.
4. Poros Jakarta-Moscow-Peking-Pyongyang
Soekarno yang pada saat itu lebih condong ke blok Timur yang memegang
ideologi Komunis, membuat Angkatan Darat berpikir bahwa poros ini hanya akan
membantu China untuk memperluas ideologi komunisnya.
Alasan tersebut juga membuat PKI lebih diuntungkan dalam Politik. Karena
faktor ini juga PKI mulai berani bertindak.
5. Konfrontasi Malaysia
Faktor lain yang mendukung terjadinya tragedi G30S PKI adalah
Konfrontasi Malaysia. Terjadinya demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur
membuat P.M Malaysia manginjak-injak lambang garuda dan membuat marah Soekarno.
Beliau kemudian menyerukan slogan “Ganyang Malaysia” untuk memantik
amarah rakyat. Lalu memerintahkan Angkatan Darat untuk melawan Malaysia. Pada
saat itu Letjen Ahmad Yani tidak ingin melakukannya, karena menganggap tentara Indonesia
tidak akan bisa melawan Malaysia yang di bantu Inggris. Sedangkan A.H Nasution
selaku kepala staff Angkatan Darat menyetujui konfrontasi terhadap Malaysia,
karena munculnya isu PKI akan memanfaatkan Malaysia sebagai wadah untuk
memperkuat posisinya di bidang politik Indonesia.
Angkatan Darat yang berada dalam posisi sulit tersebut akhirnya mau
tidak mau harus melakukan Konfrontasi. Alasan yang setengah hati ini membuat
tentara Indonesia kesulitan dalam memenangkan pertempuran ini.
Pada akhirnya Soekarno yang merasa tidak puas akan pencapaian Angkatan
Darat, akhirnya memilih untuk condong pada PKI untuk meminta dukungan dari PKI.
Penculikan dan Pembantain para perwira TNI
Penculikan dan pembantaian para perwira TNI merupakan puncak dari
tragedi G30s PKI. Para perwira diculik dan dibunuh lalu mayat mereka di
masukkan ke dalam sumur yang dikenal dengan ‘lubang buaya’.
Komandan Batalyon Resimen Tjakrabiwara Letkon Untung Samsuri
memerintahkan resimennya untuk menculik sejumlah petinggi Angkatan Darat dalam
keadaan hidup atau mati.
Ada 6 petinggi dan 1 ajudan perwira Angkatan Darat yang menjadi korban kebrutalan
PKI.
Tokoh-tokoh pahlawan Revolusi
1. Letjen
Ahmad Yani
2. Mayjen
TNI Raaden Supratno
3. Mayjen
TNI Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayjen
TNI Siswondo Parman
5. Brigjen
TNI Donald Isaac Pandjaitan
6. Brigjen
TNI Sutoyo Siswomiharjo Parman
7. Lettu
CZI Pierre Andreas Tandean
Ada
juga anak dari A.H Nasution yakni ade irma Suryani yang tertembak. Sedangkan A.H
Nasution sendiri selamat dari tragedi tersebut.
0 Comments
Berkomentarlah dengan sopan santun